1. HACKING
Peretasan
Sony Pictures Entertainment
Peretasan
terhadap Sony Pictures Entertainment terjadi pada 24 November 2014. Hari itu
para karyawan perusahaan perfilman itu menemukan kejutan aneh: sebuah gambar
tengkorak warna merah muncul di komputer-komputer mereka.
Bersama
dengan itu, tampil jua pesan bahwa ada rahasia perusahaan yang akan dibocorkan.
Email perusahaan pun ditutup, akses VPN bahkan Wifi dipadamkan seiring tim
admin IT mereka berusaha memerangi penyusup itu.
Selanjutnya terjadi
kehebohan besar. Kelompok peretas yang mengaku sebagai Guardian of
Peace (GoP) pun menyebarkan lebih dari 40GB data rahasia perusahaan
tersebut.
Di antara data yang
bocor itu termasuk data medis karyawan, gaji, tinjauan kinerja, bayaran untuk
para selebriti, nomor jaminan sosial, serta salinan beberapa film yang belum
dirilis.
Ada dugaan bahwa
peretasan ini masih akan berbuntut panjang. Para peretas mengklaim ada total
100 TB data yang berhasil mereka curi, termasuk seluruh database email.
Data 40GB yang sudah dibocorkan, hanyalah bagian kecil dari itu.
Terkait peretasan ini,
Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa pelakunya adalah Korea Utara. Namun
tuduhan itu dibantah. Bahkan negeri komunis itu sempat menawarkan kerjasama
untuk menyelidiki pelakunya.
2.
DEFACING
Penyerangan
terhadap website Kepolisian Republik Indonesia
Bulan
Mei dan Juni 2011 lalu mungkin mata sebagian user Internet beralih pada kasus
“bobol”nya website Kepolisian Republik Indonesia. Kebetulan website yang
tampilannya berubah tersebut momentumnya dekat dengan penangkapan teroris di
Jawa Tengah. Spekulasipun terjadi, dan bahkan ada yang mengaitkan serangan atas
website Polri ini dilakukan oleh gerombolan teroris. Memang ada kelompok
teroris yang menggunakan media internet sebagai salah satu “amunisi” dalam
melaksanakan teror contohnya seperti Imam Samudra yang notabene hacker dan
mulai menggunakan ketrampilannya tersebut sejak 2002.
Kepolisian
Republik Indonesia (Polri) kecolongan. Website korps penegak hukum ini dibobol
seorang mahasiswa. Tersangkanya adalah Andi Kurniawan alias Fandiekun, 22
tahun, yang diduga melakukan tindakan hacking di website Mabes Polri pada 11
Mei 2011. Kasus itu ditangani langsung Bareskrim Polri Direktorat Tindak Pidana
Ekonomi dan Khusus. Berkas perkara telah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung dan
telah diteruskan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman. “Berkas perkara baru kami
terima Rabu (27/7) kemarin berikut tersangka. Saat ini kami masih pelajari
berkas ini,” ujar Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sleman Juniman Hutagaol,
kemarin (28/7) Sumber: Tribunne News)
Untuk
menindaklanjuti perkara itu, Juniman mengaku telah membentuk tim jaksa. Tim ini
ditugaskan secara khusus untuk menangani kasus ini. “Saya beri waktu beberapa
hari bagi tim jaksa untuk dipelajari berkas dulu dan secepatnya akan
dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Sleman untuk disidangkan,” lanjutnya. (Sumber:
Tribunne News)
3.
SPAMMING
Spam “Acai
Berry” Serang Twiiter
Sebuah serangan baru ke Twitter yang mengiklankan ‘acai berry’ telah membajak ribuan akun Twitter dan merubah mereka menjadi spammer.
Sebuah serangan baru ke Twitter yang mengiklankan ‘acai berry’ telah membajak ribuan akun Twitter dan merubah mereka menjadi spammer.
CALIFORNIA
– Sebuah serangan baru ke Twitter yang mengiklankan ‘acai berry’ telah membajak
ribuan akun Twitter dan merubah mereka menjadi spammer.
Serangan tersebut menyebar dengan cepat dalam hitungan menit, lebih dari 10.000 tweet yang berhubungan dengan serangan tersebut telah muncul di layanan tersebut. Tweet ini tersambung ke domain yang berisi ‘acainews’. Demikian dikutip dari Mashable, Selasa (14/12/2010).
Serangan tersebut menyebar dengan cepat dalam hitungan menit, lebih dari 10.000 tweet yang berhubungan dengan serangan tersebut telah muncul di layanan tersebut. Tweet ini tersambung ke domain yang berisi ‘acainews’. Demikian dikutip dari Mashable, Selasa (14/12/2010).
Belum
jelas bagaimana serangan ini berjalan. Akan tetapi dengan meng-klik link
‘acainews’ bisa menjangkiti akun Twitter anda. Serangan ini penyebarannya
adalah yang tercepat dalam sejarah keamanan Twitter dan worm.
Jika
akun pengguna sudah terjangkiti, secepatnya untuk mengubah kata sandi Twitter
dan cek apabila akun ada terhubung dengan akun pengembang pihak ketiga yang
tidak diketahui.
Menurut
Damon Cortesi, pembuat TweetStats/TweepSearch/RowFeeder, nampaknya spam
tersebut hadir dari compromised account (penggunaan akun orang lain
oleh seseorang, tanpa
melibatkan system-level atau root-level dari system
administrator), bukan dari kode mencurigakan yang bersumber dari link
‘acainews’.
“Banyak
teman Twitter saya yang terkena serangan ini. Akan tetapi melihat di mana situs
acainews mengarahkan pengguna, saya melihat tidak ada kode yang mencurigakan.
Saya telah mengunjungi situs dari link tersebut melalui akun Twitter buatan,
dan tidak mendapat dampak yang merugikan. Saya juga tahu bahwa ada beberapa
spam yang serupa beberapa hari yang lalu di Twitter,” ujar Cortesi.
“Kami
tetap menyarankan agar jangan mengklik link apapun dengan nama ‘acainews di
URL,” tambah Cortesi.
Nama
Acai Berry sendiri adalah jenis buah yang berasal dari Amerika Tengah dan
Selatan, memiliki nama latin dengan sebutan Euterpe Oleracea.
4.
MALWARE
Penyebaran
virus dengan sengaja, ini adalah salah satu jenis cyber crime yang terjadi pada
bulan Juli 2009. Twitter ( salah satu jejaring sosial ) kembali menjadi media
infeksi modifikasi New Koobface, worm yang mampu membajak akun Twitter dan
menular melalui postingannya, dan mengjangkit semua followers. Semua kasus ini
hanya sebagian dari sekian banyak kasus penyebaran Malware di seantero jejaring
sosial. Twitter tak kalah jadi target, pada Agustus 2009 di serang oleh
penjahat cyber yang mengiklankan video erotis. Ketika pengguna mengkliknya,
maka otomatis mendownload Trojan-Downloader.Win32.Banload.sco.
Analisa Kasus : menurut kami seharusnya para
pengguna jejaring sosial harus berhati-hati dengan adanya penyebaran virus yg
disengaja karena akan merusak sistem jaringan komputer kita. Modus serangannya
adalah selain menginfeksi virus akun yang bersangkutan bahkan si pemiliknya
terkena imbas. Karena si pelaku mampu mencuri nama dan password pengguna, lalu
menyebarkan pesan palsu yang mampu merugikan orang lain, seperti permintaan
transfer uang . Untuk penyelesaian kasus ini, Tim keamanan dari Twitter sudah
membuang infeksi tersebut. Tapi perihal hukuman yang diberikan kepada penyebar
virusnya belum ada kepastian hukum. Adapun Hukum yang dapat menjerat Para
Penyebar Virus tersebut tercantum dalam UU ITE yaitu Bab VII Pasal 33 tentang
Virus, Membuat sistem tidak bekerja. Pelanggaran UU ITE ini akan dikenakan
denda 1 ( Satu ) Milliar rupiah.